Advertisement
Source google.com |
Dunia kripto baru-baru ini dikejutkan dengan berita serangan yang dilancarkan oleh Israel. Kejadian ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran di kancah geopolitik, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar mata uang digital, khususnya Bitcoin.
Pada tanggal 14 April 2024, harga Bitcoin mengalami penurunan tajam sebesar 4,7% dalam waktu 24 jam, menyentuh angka USD 64.190. Penurunan ini terjadi setelah Iran melancarkan serangan balasan terhadap Israel, yang memicu ketidakpastian di pasar keuangan global.
Serangan tersebut tidak hanya mempengaruhi Bitcoin, tetapi juga mata uang kripto lainnya seperti Ethereum, yang turun hingga 10%. Ini menunjukkan bahwa konflik geopolitik memiliki pengaruh yang kuat terhadap sentimen investor dan dapat menyebabkan fluktuasi harga yang tidak terduga.
Menurut laporan, Bitcoin sempat diperdagangkan pada kisaran USD 70.000 sebelum anjlok ke USD 62.000⁴. Penurunan drastis ini menandai salah satu likuidasi terberat dalam enam bulan terakhir, dengan lebih dari USD 1,5 miliar aset kripto dilikuidasi dalam waktu singkat.
Faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap penurunan harga Bitcoin termasuk masa berlaku opsi di pasar, pola penurunan halving Bitcoin yang bearish, faktor makroekonomi, dan kelemahan grafik teknis. Namun, serangan yang terjadi antara Iran dan Israel tampaknya menjadi pemicu utama yang mempercepat penurunan harga.
Pasar keuangan tradisional yang tutup pada hari Sabtu membuat dampak serangan terhadap aset-aset arus utama belum dapat dipastikan. Namun, jika situasi ini terus berlanjut, kemungkinan besar akan ada lebih banyak volatilitas yang terjadi di pasar kripto.
Investor dan pengamat pasar kini menunggu dengan penuh kecemasan untuk melihat bagaimana situasi ini akan berkembang. Apakah pasar kripto akan pulih dengan cepat atau apakah akan ada lebih banyak penurunan harga yang akan terjadi?