Advertisement
 |
| Source Twitter.com |
Isfahan, Iran - Ketegangan yang bergejolak di Iran telah mencapai puncaknya dengan laporan serangan drone yang berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan udara negara tersebut. Meskipun sumber resmi Iran membantah klaim tentang serangan rudal yang dilaporkan oleh beberapa media, laporan dari The Jerusalem Post dan konfirmasi dari pejabat AS menunjukkan adanya serangan yang dilakukan oleh Israel.
Namun, dalam labirin narasi yang saling bertentangan, muncul spekulasi yang mengarah pada peran potensial Mujahidin El Khalq (MEK), kelompok perlawanan Iran yang telah lama beroperasi dengan dukungan asing. MEK, yang dituduh mendapat pendanaan dari Mossad, kini dicurigai terlibat dalam serangan drone amatir yang diluncurkan dari dalam Iran sendiri.
Baca juga : Pembunuhan Sadis Terjadi di Kota Kendari: Menantu Menyewa Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Ibu Mertua
Meskipun serangan tersebut dilaporkan hanya menyebabkan kerusakan minor, dampaknya telah melemparkan bayangan konflik psikologis yang lebih luas. Ini telah memicu diskusi mendalam tentang perang psikologis dan dampak propaganda dalam konteks konflik modern. Beberapa pihak melihat serangan ini sebagai pukulan terhadap mitos keamanan Israel, sementara yang lain menginterpretasikannya sebagai respons proporsional bahkan kemenangan simbolis bagi Israel.
Yang jelas, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa perang informasi dan persepsi telah menjadi senjata yang sama kuatnya dengan drone yang melintasi langit Isfahan. Di dunia di mana kebenaran bisa berubah secepat kilat, satu hal yang pasti: perang psikologis adalah medan pertempuran yang tak terlihat namun sangat nyata, dan dampaknya dapat merasuk ke dalam jantung konflik.
