Advertisement
Hallo sobat mediamutau, Kota Athena termasuk salah satu kota tertua di dunia, diketahui telah dihuni setidaknya sejak 7000 tahun yang lalu. Terletak di Eropa selatan, Athena menjadi kota yang unggul di Yunani kuno pada milenium pertama SM dan pencapaian kebudayaannya selama abad ke-5 SM menjadi fondasi bagi peradaban barat.
Di athena pula Socrates atau yang di kenal sebagai bapak filsuf Hidup, seorang filsuf yang tidak terikat oleh norma-norma sosial tentang kekayaan dan penampilan. Rambut panjangnya yang tidak terurus dan penampilannya yang sederhana adalah simbol dari pencarian tak henti-hentinya akan kebijaksanaan, bukan kesenangan duniawi. Meskipun dia memiliki kecerdasan yang tajam dan terhubung dengan banyak orang berpengaruh, Socrates menolak jalan ketenaran dan kekuasaan yang sering dikejar oleh warga Athena. Sebagai seorang prajurit di Perang Peloponnesos, dia menunjukkan keberanian dan ketahanan fisik yang luar biasa, menegaskan bahwa kekuatan batin lebih penting daripada kekuatan fisik.
Hampir setiap hari, Socrates terlihat berkeliling Agora, pusat kehidupan publik Athena, memulai percakapan dengan siapa pun yang bersedia mendengarkan dan berdebat. Dia tidak pernah memberikan jawaban langsung, melainkan mengajukan pertanyaan demi pertanyaan yang memaksa para pendengarnya untuk mempertanyakan asumsi mereka sendiri dan mencapai kesimpulan mereka sendiri. Metode ini, yang kini dikenal sebagai metode Socratic, adalah inti dari praktik filosofisnya. Bagi Socrates, kehidupan yang baik adalah kehidupan yang terus-menerus diperiksa dan dipertanyakan, sebuah pandangan yang dia rangkum dalam pernyataannya yang terkenal, "Kehidupan yang tidak diperiksa tidak layak untuk dijalani."
Socrates terkenal menyebalkan. Ia diumpamakan seperti seekor lalat yang berdengung ketika seseorang sedang mencoba untuk tidur. Itu karena ia selalu mempertanyakan Apapun yang tidak sesuai dengan konsep kebijaksanaan.
Bagi murid-muridnya Socrates adalah guru yang unik,dia tidak hanya mengajarkan mereka tentang logika dan etika tetapi juga tentang bagaimana menjalani kehidupan yang bermakna. Murid-muridnya sering kali merasa bingung, namun pada saat yang sama, mereka merasa terinspirasi oleh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Socrates dan cara dia menavigasi paradoks kehidupan.
Meskipun Socrates tidak meninggalkan karya tulis, pengaruhnya terhadap filsafat Barat tidak terukur. Melalui dialog-dialog Plato dan catatan Xenophon, kita dapat melihat bagaimana Socrates telah membentuk fondasi bagi pemikiran kritis dan penyelidikan filosofis. Komitmennya terhadap kebenaran dan keberanian untuk mempertahankan keyakinannya sampai akhir hidupnya adalah warisan yang terus menginspirasi generasi demi generasi.